Perbedaan dan Persamaan Guru dengan Dosen

Dalam mendapatkan pendidikan, peran guru sangatlah penting. Pahlawan tanpa tanda jasa ini kerap kali menghabiskan waktu mereka demi melahirkan anak-anak yang memiliki ilmu yang tinggi yang nantinya dijadikan pedoman hidup di dalam kehidupan mereka. Guru merupakan istilah yang dipakai guna menunjuk seseorang yang memberikan ilmu di dalam dunia pendidikan.
Namun, istilah guru tidak akan Anda temukan pada saat menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi. Istilah dosen merupakan istilah yang menggambarkan seseorang yang memberikan pelajaran serta ilmu pada jenjang perguruan tinggi.
Untuk membedakan kedua istilah tersebut di dunia pendidikan, simak penjelasan berikut ini.
Secara basic, Guru dan dosen sebenarnya merupakan jabatan yang sama. Yang membedakan, guru merupakan pengajar yang bekerja di PAUD, SD, SMP, SMA, Dikmen dan Dikdas formal sedangkan Dosen merupakan pengajar yang bertugas di perguruan tinggi.
Dengan melihat perbedaan guru dan dosen tersebut:

1.      Sisi Persamaan Guru – Dosen

Guru dan dosen sama-sama mengemban tugas mulia seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’. Guru dan dosen sama-sama menjadi sosok ‘diguru dan ditiru’ walau juga sering dilecehkan menjadi ‘diguyu dan ditinju’.
Guru dan dosen sama-sama mempersiapkan diri untuk mengajar di depan kelas untuk memberi wacana dan ilmu untuk dapat hidup lebih sejahtera. Dari mereka lah banyak lahir orang-orang yang ‘sukses’ dan kaya-raya, sedangkan nasib mereka tetap seperti apa adanya.Guru dan dosen sama-sama terus mencai informasi tentang ilmu yang digeluti dan ilmu lain yang kian berkembang untuk disampaikan dan dibahas di depan kelas.
Semangat mereka untuk dapat memberikan kontribusi keilmuan terus berkembang dan berlanjut hingga akhir hayat mereka. Guru dan dosen sama-sama menuntut ketulusan hati untuk mengabdi kepada negara, walau dengan imbalan yang seadanya.

2.      Sisi Perbedaan Guru – Dosen

            Perbedaan yang sangat mencolok antara guru dan dosen adalah dalam hal jumlah dan sebaran mereka. Jumlah guru lebih banyak dan tersebar merata di semua kota atau desa, sedangkan jumlah dosen masih terbatas dan hanya ada di kota besar.  
Perbedaan guru dan dosen dapat diperhatikan dalam hal penghasilan. Para guru mendapat gaji dan bonus lain yang lebih kecil dibandingkan dengan para dosen. Perbedaan lainnya adalah bahwa para guru jarang yang punya ‘proyek’, sedangkan para dosen banyak yang  punya ‘proyek’ yang sering membuat para dosen lupa diri pada identitasnya.
Perbedaan selanjutnya adalah soal kepangkatan. Para guru biasanya mentok di IV/a dengan masa jabatan sudah lebih dari 30 tahun, sedangkan para dosen bisa meraih IV/c hanya dalam waktu kurang dari 20 tahun. Guru dan dosen berbeda juga dalam hal jabatan fungsional, para guru belum mengenal jabatan fungsional sedangkan para dosen sudah sangat familiar dengan jabatan fungsional (asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan guru besar atau profesor).

3.      Saran Perbaikan Nasib Guru – Dosen

          Nasib dosen masih lebih baik daripada nasib para guru. Bahkan dengan adanya jabatan fungsional para dosen dapat menikmati ‘perbedaan perlakuaan’ dalam mengajar di universitas tempat mereka mengajar.
Jabatan guru besar (profesor), lektor kepala, lektor, dan asisten ahli  jelas memberikan sumber penghargaan yang berbeda. Nasib para dosen sudah lebih baik, tinggal penyempurnaan di beberapa bagian. Nasib para guru akan lebih baik bila diberlakukan juga jabatan fungsional dengan angka kredit yang analog dengan jabatan fungsional dosen. Penulis memberanikan diri dan mengusulkan adanya hierarki jabatan fungsional guru.

Komentar

Postingan Populer